Apa itu poliglot?
Speaking, writing, written in, or composed of several languages.Ambil poin nomer satu aja nih. Seseorang yang memiliki kemampuan berbicara, membaca, atau menulis dalam beberapa bahasa. Awal mula kenal kata ini dari Mas Arsa dalam sebuah obrolan di grup huru-hara. Kata dia, aku ini poliglot, hmmm... gara-gara apa ya waktu itu? Oiya, pembahasan tentang istilah 'kakak' dalam Bahasa Korea yang dibedakan cukup detil. Gara-gara drama Korea lah saya mendadak "ahli" soal panggilan kakak tersebut. Apabila seorang perempuan memanggil kakak laki-laki, maka sebutannya "oppa". Kalau adik laki-laki ke kakak laki-lakinya, maka sebutannya "hyung". Adik perempuan ke kakak perempuan, istilahnya adalah "eonni". Kalau adik laki-laki ke kakak perempuan, "noona".
1. A person having a speaking, reading, or writing knowledge of several languages.
2. A book, especially a Bible, containing several versions of the same text in different languages.
3. A mixture or confusion of languages.
Itulah kenapa Shinee mendendangkan "noona neomu yeoppo...." dan saya mendadak tersipu-sipu. #hekkkk. Kalimat tersebut artinya "Kakak, kamu cantik banget...." Hehehee... Ah sudah, bisa dihajar fans mereka nanti.
Bahasa Korea pernah aku pelajari selama dua level di lembaga bahasa di salah satu universitas swasta di Surabaya. Bersama beberapa teman yang tentunya pecinta drama korea, kami belajar bersama huruf hangul yang bunder-bunder bergaris tersebut demi memperdalam pemahaman kita saat menonton drakor. Lho? Tidak sesederhana itu saja lah, siapa tahu kami bisa dapat beasiswa ke Korea, aamiiin! Walaupun aku tidak pernah apply beasiswa ke Korea juga sih. Hahahaa... #iseng banget.
Ah, walau demikian.... aku masih merasa kesulitan memahami Bahasa Korea. Tidak seperti Bahasa Jepang. Betahnya belajar Bahasa Jepang sampai nekat ambil S2 Kajian Wilayah Jepang. Awalnya karena niat mempelajari psikologi bahasa pembelajar bahasa asing, sayang sekali tidak ada dosen yang mengampu bidang tersebut. Malah aku jadi belajar sejarah Jepang-Indonesia, hehe... Belajar memang tidak ada rugi ya. Awal mulanya tertarik belajar Bahasa Jepang yahhh.... gara-gara anime dan dorama (drama dalam Bahasa Jepang). Berlanjut sampai kepingin belajar bahasanya langsung di negaranya. Apa daya tidak tembus beasiswa, tapi setidaknya pengalaman sekolah S2 di Depok membawa banyak pengalaman baru dan kesempatan kursus Bahasa Jepang dengan native di Japan Foundation. Hehehe...
Jamannya aku masih berseragam merah putih duluuuu.. waktu aku masih sangat imut ituhhh.. hahaha, di sekolah pernah diajarin Bahasa Arab. Yah secara sekolah Islam. Sampai SMP kan aku sekolah swasta Islam juga, jadi masih dapat pelajaran Bahasa Arab terutama untuk percakapan sehari-hari. Sayangnya waktu itu aku belum tertarik dengan Bahasa Arab, yang ternyata sekarang berpengaruh banget saat ngajar. Ya iyalah, lha wong ngajar tajwid Qur'an. Agak nyesel juga, karena rasa-rasanya Bahasa Arab itu tingkat kesulitannya ultimate. Bahasa Inggris? Lewaaaat.... jenis kelamin kata benda dibedakan, penanda waktu dalam kata kerja pun dibedakan, antara masa lampau dan sekarang. Subyek kalimat pun ikut menentukan konjugasi kata kerja. Argh... dari satu kata, tersirat berbagai makna. Oh Bahasa Arab.... inginku sekarang begitu memahamimu. Baiklah, masih berproses. Setidaknya aku belajar tarjim dengan teman-teman kantor. Sambil pelan-pelan belajar tata bahasa Arab lewat praktik baca kitab tafsir yang isinya Arab gundul. Bismillaaaah....
Ah, dulu jaman SMA juga pernah belajar bahasa yang tampak seksi waktu diucap, Bahasa Prancis! Hahahaa.... Demi apaaaa.... Gara-gara berkunjung ke Pusat Kebudayaan Prancis yang ada di Surabaya karena suatu event musik, aku jatuh cinta pada tempatnya yang begitu indah. Sekarang sih sudah pindah, dan tempat lama yang berupa bangunan rumah kuno megah dengan taman yang luas itu sudah jadi restoran, huhuhu.... bonjour, Madame.... hehehe...
Terus, bagaimana dengan Bahasa Inggris? Eaaaa... dari SD saya sudah jatuh cinta dengna bahasa londo ini! Thanks to Westlife, Boyzone, Backstreet Boys dan segala lirik cinta mendayu-dayu mereka yang menambah kosakata Bahasa Inggrisku. Beberapa kali aku ikut kursus Bahasa Inggris di beberapa tempat berbeda, YPIA pernah, EF pernah, NSC yang pertama kali. Hingga saat ini aku pun masih terus belajar, walau tak jarang sok-sok jago Bahasa Inggris dengan ngomel-ngomel sendiri karena jarang punya teman yang bisa diajak sparring. Seringkali baru ngomong sedikit dianggap nggaya.... ah, aku hanya tidak ingin kehilangan kosakata....
Kemarin.... aku tidak sengaja menemukan lembaga kursus yang menawarkan kursus tujuh bahasa berbeda di satu tempat dengan satu harga. SUMPEH LOE? Ahahahaaa... aku jadi kepincut ingin mencoba. Tapi kemudian berpikir lagi... Terus anakku bagaimana...?
Ah, punya mimpi jadi the real poliglot tidak boleh padam hanya karena keadaan. Aku akan terus belajar. Mungkin nanti, perlahan-lahan. Selama kita masih berjalan, cepat atau lambat akan sampai tujuan. Aku masih ingin belajar bahasa, dan mengajarkannya terutama bagi para muslim dan muslimah, siapa tahu ada muallaf bule mau belajar ngaji tapi dia terkendala bahasa? Hehehe....
Bismillah!
Ajarin eonnie dong!
ReplyDeleteSy jg bs bnyk bahasa loch, Jawa, Kutai, banjar, sunda dikit-dikit, bhs balik-balik, hahahaaa #siapatanya. Kpn nich ada belajar bareng bhs K-pop d grup??
ReplyDeleteeaaaa... itulah mba, keren2 dirimu, hehee.. soalnya aku justru bahasa daerah itu minus. Gak bisa T_T apalagi bahasa jawa. Parah kan? Ayooo kapan2 gituuu....
Delete