Always at Home, Always at Heart

Tradisi masyarakat Indonesia saat Lebaran: mudik!

Sampai iklan dari Perta*ina, atau Buka*apak sekalipun (maaf ngga nge-link) seperti menganjurkan mudik ke kampung halaman, ketemu lagi sama keluarga besar, orang tua kandung, sanak saudara yang lama tidak bertemu. Macet berhari-hari di jalanan, antre untuk naik kendaraan, dijalani demi menghabiskan momen penting bersama orang-orang tersayang.

Bagaimana denganmu, Ras?

Alhamdulillah, aku terbebas dari segala hiruk-pikuk mudik. Tinggal bersama orang tua, adekku yang di Jakarta yang mudik ke Surabaya. Suprise baginya ketika baru sampai ke rumah, bersamaan dengan sepaket parcel dari kantornya yang dikirim pake JNE. Mudik ke mertua? Hehe... Nanti dulu lah. Atau mungkin tidak akan pernah? Hanya Allah yang tahu soal itu.

Surabaya sepi! Indahnya berkeliling kota, silaturrahim ke saudara-saudara yang tinggal di kota yang sama. Itu saja sudah begitu melelahkan. Aku salut dengan mereka yang memperjuangkan mudik dengan berbagai cara dan dana, tapi aku tidak berharap suatu hari akan menjadi bagian dari pemudik =)

Alhamdulillah. Aku cinta Surabaya kala mudik. Begitu lengang, begitu menyenangkan. 

Comments

  1. Seingatku, q dah komen di tulisan ini. . . Apa cuma dejavu yaaa??? Kok ga ada ternyata komenan q hehe

    ReplyDelete

Post a Comment