Happy as a Clam Monday of Mine

Hmm... bangun pagi, kembali melihat senyumnya yang mungil dengan mata yang masih terkantuk-kantuk. Lelaki kecilku itu terduduk dengan mata sayu, pipi cempluk dan rambut berantakan. Assalamualaikum, Alfatih... hehehe.. emakmu iseng banget merhatiin tampangmu yang lucu. Seolah berharap kamu jadi bayi saja selamanya, biar lucumu abadi. Oke, setelah mengamati si kecil yang gendut lucu insya allah sholih dunia akhirat ini, lanjut riwa-riwi lalala lilili kegiatan pagi. Galau mau puasa atau tidak berujung tidak T_____T Subuh menjelang, dan diriku masih berjuang membiasakan diri untuk melengkapi agenda sholat wajib dengan yang sunnah-sunnah. Karena yang sudah biasa belum tentu benar dan sempurna. Kadang, sudah ditambah yang sunnah pun belum tentu menggugurkan dosa yang selalu bertambah naudzubillah..

Terus... berusaha membuat anggaran belanja untuk bulan depan. Barulah di situ aku sadar betapa mepetnya dana yang aku punya, dengan pengeluaran wajib yang memang sudah seharusnya dikeluarkan, seperti bayar tagihan listrik, air, anggaran beli bensin, dll. Itu tidak termasuk uang makan, beli kue, jajan, dan segala pembelanjaan untuk menghibur diri kala bad mood melanda. Kadang, ada saatnya ingin membeli sesuatu yang "murah meriah" hanya karena ingin mengalami sensasi belanja... >__< Hingga akhirnya aku harus sadar kalau perencanaan ini kudu disudahi karena jam sudah menunjukkan waktu mau-tidak-mau-kamu-harus-segera-berangkat-atau-telat-parah.

Dan benarlah... aku sampai di kantor jam 8.30, padahal jam masuk itu jam 8, hahahahaaaa.... alhamdulillah belum ada siswa yang datang jadi aku merasa diri tidak terlambat #keplakkk Kemudian ngajar, ngobrol-ngobrol dulu dengan siswa tentang sistem keamanan di cluster tempat kantorku ngajar ini. Sejak ada yang kehilangan sepeda (yang konon katanya seharga 60 juta o_O) setiap tamu harus menitipkan KTP. Jangankan siswa yang hanya tiga hari sekali datang untuk belajar, saya yang tiap hari saja harus menitipkan KTP... *krik krik krik* Ada siswa yang protes, karena khawatir KTPnya hilang, atau tertukar, atau apalah.

Singkat cerita, kegiatan ngajar berakhir pukul 12.00 siang. Alhamdulillah, siswa kelas lain ada yang bawa bubur Madura!! Jumlahnya pas dibagi dengan seluruh pengajar yang ada hari ini. Berapa? Tiga! Apa? Sehari cuma tiga pengajar? Iya, mamen. Kelas hari Kamis dan Jumat malah hanya dua, satu pengajar, satu admin. Hehehehe... Bahagia itu #sederhana =)

Setor hafalan yang masi acakadul, perlu diulang pekan berikutnya.

Pulang ke rumah, alhamdulillah disambut si kecilku pakai kaos singlet putih dan rupanya dia sudah kehausan. Jadi langsung nyusui secepatnya setelah daku ganti baju tempur di rumah alias daster yang super nyaman belum ada yang mengalahkan, hehe...

Berjam-jam berikutnya bersama Alfatih, hingga sore hari menyiapkan air mandinya, makanannya dan mengajaknya jalan-jalan naik motor untuk mengembalikan rantang milik teman ibu yang berbagi sayur asem sore ini. Alhamdulillah.

Nikmat itu, kalau dihitung-hitung ternyata jaaauuuuh masih lebih banyak dari derita atau perih. Luka itu baru sakit kalau diingat-ingat dan dirasa-rasa, ternyata.

Alhamdulillah alladzii bi ni'matihii tatimmu asshoolihaaat...
Learn from baby, I'm happy as a clam!

Comments

  1. Aku masih temput ini , aduh kapan bisa nulis hikz

    ReplyDelete
  2. temput itu apaaa... bisaaaa... dirimu biasanya Kamis tau2 posting, hehehe...

    ReplyDelete

Post a Comment