When was the last time you fall in love with someone?
Hmmm... dulu nih, jaman masih muda dulu, dapat pertanyaan seperti itu mungkin jawabannya tidak lama. Baru beberapa waktu, hahahaa.... so easy to fall in love, yet it's not that simple to forget one.
Padahal juga cuma cinta monyet. Rasa suka karena tampang, atau kebaikan sesaat.
Coba tanya saya sekarang, kapan terakhir jatuh cinta? Paling juga saya jawabnya, "ngek... huh! Eaaa" Seperti kehilangan minat dengan "cinta" yang dulu seperti topik utama. Dulu. Ah, iya, dulu. Sudah berlalu. Sekarang kayaknya fokus cari duit lebih seru. Dibanding jalan-jalan berpasangan, bermesraan, nonsense.
Okelah, kau boleh katakan aku trauma, sakit hati, kecewa, you name it. Tapi kita memang tidak pernah tahu apa yang akan terjadi kemudian. Hanya saja, untuk saat ini, dengan kondisiku saat ini yang mau tidak mau tinggal serumah dengan sodara yang.... yahhh... masih dalam masa pemulihan jiwa hingga entah kapan hanya Allah yang tahu batas kesabaran saya untuk menunggu dia pulih total, dan setidaknya menganggap saya sebagai manusia yang tidak punya niat buruk sama dia, entahlah.
Saya pribadi sedang tidak berminat dengan hubungan antar person yang romantis. Okelah kalau nonton drakor saya mau saja. Walau dibikin mupeng gila, tetap saja candu. Dan bagi saya, pria baik itu hanya ada dalam drama. Dalam kehidupan nyata, mereka mungkin terselip entah dimana, atau sudah jadi milik siapa. Atau mungkin semua orang baik, hanya sisi buruknya juga tampak secara berimbang sehingga tetap pria-pria dalam drama (jepang, korea, mandarin, barat, apa aja lah), mereka tetap juara.
Man in real world.... well, okay. My life is surrounded by men. Bapak saya, adek saya laki-laki dua tapi satu tinggal jauh di luar kota, anak saya, teman-teman kantor saya yang kebanyakan pria. Subhanallah. Tidak ada yang salah dengan gender mereka sebagai pria. Allah yang ciptakan demikian dan mereka terlahir tidak bisa memilih jadi laki-laki atau perempuan.
Tapi mereka bisa belajar untuk memilih sikap. Dan ketika sikap kurang santun itulah yang mereka tunjukkan pada saya, apapun alasan dibalik sikap tersebut, sakit jiwa sekalipun, respon pertama saya belum bisa positif tenang dan menganggap tidak terjadi apa-apa. Saya masih egois.
Udah.
Hmmm... dulu nih, jaman masih muda dulu, dapat pertanyaan seperti itu mungkin jawabannya tidak lama. Baru beberapa waktu, hahahaa.... so easy to fall in love, yet it's not that simple to forget one.
Padahal juga cuma cinta monyet. Rasa suka karena tampang, atau kebaikan sesaat.
Coba tanya saya sekarang, kapan terakhir jatuh cinta? Paling juga saya jawabnya, "ngek... huh! Eaaa" Seperti kehilangan minat dengan "cinta" yang dulu seperti topik utama. Dulu. Ah, iya, dulu. Sudah berlalu. Sekarang kayaknya fokus cari duit lebih seru. Dibanding jalan-jalan berpasangan, bermesraan, nonsense.
Okelah, kau boleh katakan aku trauma, sakit hati, kecewa, you name it. Tapi kita memang tidak pernah tahu apa yang akan terjadi kemudian. Hanya saja, untuk saat ini, dengan kondisiku saat ini yang mau tidak mau tinggal serumah dengan sodara yang.... yahhh... masih dalam masa pemulihan jiwa hingga entah kapan hanya Allah yang tahu batas kesabaran saya untuk menunggu dia pulih total, dan setidaknya menganggap saya sebagai manusia yang tidak punya niat buruk sama dia, entahlah.
Saya pribadi sedang tidak berminat dengan hubungan antar person yang romantis. Okelah kalau nonton drakor saya mau saja. Walau dibikin mupeng gila, tetap saja candu. Dan bagi saya, pria baik itu hanya ada dalam drama. Dalam kehidupan nyata, mereka mungkin terselip entah dimana, atau sudah jadi milik siapa. Atau mungkin semua orang baik, hanya sisi buruknya juga tampak secara berimbang sehingga tetap pria-pria dalam drama (jepang, korea, mandarin, barat, apa aja lah), mereka tetap juara.
Man in real world.... well, okay. My life is surrounded by men. Bapak saya, adek saya laki-laki dua tapi satu tinggal jauh di luar kota, anak saya, teman-teman kantor saya yang kebanyakan pria. Subhanallah. Tidak ada yang salah dengan gender mereka sebagai pria. Allah yang ciptakan demikian dan mereka terlahir tidak bisa memilih jadi laki-laki atau perempuan.
Tapi mereka bisa belajar untuk memilih sikap. Dan ketika sikap kurang santun itulah yang mereka tunjukkan pada saya, apapun alasan dibalik sikap tersebut, sakit jiwa sekalipun, respon pertama saya belum bisa positif tenang dan menganggap tidak terjadi apa-apa. Saya masih egois.
Udah.
uhuukkk uhuuukk, , m nyanyi aahh 🎤dan kau hadiiirrrr merubah segalanyaaaa, , ,menjadi lebih indaaahh, , , berdua denganmu, , , selama lamanya, , 🎤 cinta tak seindah drakor ato lagu vidi aldiano , . , #glodaakkk
ReplyDeleteeaaaaa~~~~!!!! Itu lagunya sapaaaaa!!! Aku cinta drakor ajahhh....
DeletePercayalah. Akan ada kebaikan setelah cobaan. Semangat laras
ReplyDeleteTerima kasih, mba Tikha =)
DeleteIts about the time laras you will find it eventually.. Like i said previously you have a really wonderful personality and thats matter.. Tidak perlu dicari itu akan datang sendiri dan.ini bukan teori...keep my word!
ReplyDeletejadi inget kata-kata cak lontong di IG yang barusaaan bgt aku baca, "Kami tidak mencari kelucuan. Kelucuan akan datang sendiri." Kira2 gitu kata2nya. Wkwkwkwk... terima kasih mba zaaaaa
Delete