Pupuk Bawang yang Aman

Pertanyaan: "Kenapa jadinya pupuk bawang, Ras?"

Jawab: Ïtulah.."

Nah, awalnya aku mau cerita tentang macam-macam bawang di dunia, serta penyebutan bawang dalam berbagai bahasa. Dirangkum dalam cerita lebay tentang Bawang Merah dan Bawang Putih bersaudara yang rukun damai, bukan satu pihak menganiaya yang lain seperti pada umumnya. Terus, mereka punya saudara jauh yang tinggal di India dan sedang berkunjung ke Indonesia dalam rangka festival "Cincin Bawang" (baca: onion ring) dan dia jadi duta bawang Bombay, hahaha...


Lupakan.

Kenapa jadinya pupuk bawang? Apakah aku akhirnya berpindah haluan dan ingin mendalami tanam-menanam sehingga membahas 'pupuk'? Hahahaaa... tentu tidak, mamen! pupuk-pupukan selamanya tidak akan menjadi subyek favorit saya, kecuali kaktus. Itupun aku gagal memelihara bahkan hanya satu pot kaktus. *sedih sambil sesenggukan*

Pupuk bawang itu istilah populer di masa kecil saya ketika melakukan berbagai permainan kanak-kanak bersama teman sebaya. Senangnya jadi pupuk bawang, bisa ikut main, tapi tidak dikenai peraturan, jadi hanya sekedar menyertai saja. Pupuk bawang itu sebutan bagi mereka yang "aman", tidak akan dikeluarkan dari permainan, seperti punya imunitas tertentu. Mungkin karena dia yang paling kecil, yang paling lemah, atau yang masih belum paham aturan permainan, jadi dia bisa mengamati dulu, sampai nantinya dia paham dan bisa bergabung dalam permainan seperti pemain-pemain lainnya. Ibaratnya, mungkin seperti sudah "ahli". Hehehhee...

Lalu? Ada apa dengan pupuk bawang-mu? Iya nih, kadang aku berpikir apa bisa jadi pupuk bawang dalam kehidupanku sekarang. Tapi ya ngga bisa. Not that innocent to face real life =)

Setidaknya kamu perlu belajar "tegas" dan berkarakter seperti si bawang merah atau si bawang putih. Memang tidak mudah menjadi mereka. Disukai dan dibenci pada saat yang bersamaan. Misal si bawang merah. Masakan biasa jadi istimewa dengan hadirnya bawang goreng, which is bawang merah yang digoreng. Kriuk kriuk renyah gurih sedap, subhanallah. Mentahannya pun luar biasa istimmmeewa. Say hello to sambel bawang. Omooo... jadi kangen tempe penyet! Tapi, apa semudah itu mengiris bawang merah kalau kamu ngga ahli? Bisa mendadak drama karena tiba-tiba ada yang berurai air mata di dapur sambil megang pisau. Mata perih, pedih... hahahaaa...

Tapi itulah bawang merah. He lives as he is (kenapa bawang merah jadi cowo?!). Loe suka ama gue, loe terima keadaan gue apa adanya. Cari cara lah biar kagak drama. Kalau kata Boboiboy, tutup hidung. Entahlah, aku belum coba. Lagian, alat pengiris bawang sudah banyak beredar. Still a solution to a situation.

Beda dikit ama bawang putih. Masakan tak akan sedap tanpanya. Tapi siap-siap bau mulut setelahnya. Argh... aku dapat ide ini setelah mencoba bikin sup krim, yang bumbu utamanya bawang putih, dimakan dengan garlic bread, setelah itu mulutku bau. Berasaaa pengen teriak ke seisi dunia, jangan dekat-dekat! Ahahaha.. jadi inget SpongeBob. Wkwkwkkw...

#randomlySpeaking


Oke, intinya, dalam hidup, kita ngga bisa sekedar cari aman! Apapun itu, pasti ada resikonya. Menang, kalah, yang penting bisa menerima. Keinginan tercapai, bersyukur. Keinginan belum tercapai, atau ada yang kandas dan mengecewakan, bangkit lagi. Agh... I'm really talking about myself. Not anybody else..

aghhh.... belajar menyikapi kekecewaan... karena aku bukan si pupuk bawang dalam cerita kehidupanku sendiri... the real player, to face the consequences....

Comments