Beauty in Difficulties

random ah...
Dear Allah...

Hari ini aku sebenarnya ingin ke salon, ingin perawatan... ingin potong rambut, ingin pijet, ingin ini ingin itu banyaaak sekali. Apa daya, ternyata takdirku hari ini adalah menemani ibuku menjemput nenekku yang diperbolehkan pulang dari rumah sakit setelah ngamar beberapa hari. Takdirmu selalu indah, hanya aku yang belum sadar^^ Jadilah, seharian, sejak jam 9 pagi meninggalkan rumah, dan baru pulang lagi jam setengah tiga sore. Keluar masuk tol dua kali karena ada barang tertinggal, bolos ngaji, ngantuk pas nyetir... allahu akbar.

Sempat terasa berat mau berangkat ngajar hari ini. Membayangkan kerepotan dan kericuhan yang mungkin terjadi bersama para krucil di ruang 1. Ternyata... allahu akbar. Krucil krucil little genius itu mulai bisa menghafal surat An Naba 1-7 o____O aku antara terharu, pengen jejeritan, pengen peluk satu satu, tapi gemes juga pas mereka lari-lari terus di kelas sementara suaraku sudah di ujung tenggorokan karena lagi batuk. Allahu akbar... takdir Allah selalu indah. Kesibukan mengamati mereka, menemani proses belajarnya, cukup mengalihkan duniaku, hehehe...

Seolah, tidak terlalu buruk untuk menjadi ibu tunggal yang dibantu extended family dalam membesarkan seorang bocah lelaki super aktif yang cerdas, peniru ulung, calon anak ganteng dan manis dengan senyum berlesung pipi. Aku saja yang kurang sabar... Iya, aku sadar bahwa memang selalu demikian. Dunia anak-anak itu indah, polos, cerdas dan mengagumkan. Aku saja, anak yang terlanjur dewasa dimakan usia ini yang akhirnya lupa, wkwkwwkkk.. sikap sih masih selalu kekanakan, tapi pelajaran penting masa kanak-kanak ini yang sering terabaikan. Bahwa mereka selalu belajar, mereka bisa berubah sikap dari menangis meraung-raung mencari bundanya, dan tersenyum ceria berkata bahwa mereka pemberani ditinggal bundanya, seolah tangisan tadi tidak pernah ada. Tak perlu ada sungkan, malu, dan sikap-sikap mbulet yang dibuat-buat. Jujur apa adanya. Nangis ketika ingin nangis, tersenyum ketika semua sudah baik kembali. So simple, so easy. Pure and honest, delicate soul...

Hidup terlalu mahal untuk dibawa sedih terlalu lama, Ras. Tersenyum saja, hadapi saja. Kamu tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok sampai besok datang dan kamu harus hadapi apapun sajian hari itu untukmu. Dengan sikap terbaik yang bisa kamu pilih, karena manusia selalu bisa memilih sikapnya sendiri. Itulah hak istimewa mereka yang tidak diberi pada makhluk lain, malaikat sekalipun. Makanya ada surga dan neraka mungkin ya, sebagai konsekuensi sebuah pilihan.

Ah...

Gapapa lah, hidup dapat "masalah" itu biasa, hidup tapi merasa tak punya masalah, mungkin itulah masalah kita yang sebenarnya. Selalu ada tantangan untuk membuat kita "naik kelas", ke tingkat yang lebih tinggi. Ke derajat yang lebih mulia. Sebagai pembeda dari manusia lainnya, untuk menentukan tingkatan kita sendiri di surga, semoga....

Comments