Letting Go ohhh Letting Go

Let it go... let it go...
Turn your back and slam the door...
Belajar Let It Go dari si Mbak Elsa

Aha, kalau saja bisa semudah itu. Seperti malam ini, seperti hantu dalam memori. Tiba-tiba saja amarahku mulai mendidih lagi. Teringat si mantan terindah, lagi-lagi saat lihat wajah polos anakku. Iya, anak yang terlahir lewat proses manusiawi, dengan ijin Allah, dengan kerjasama si mantan terindah. Wkwkwkwkkk... Ah, aku berusaha untuk tidak membenci, tapi apa daya aku ini lemah juga kena godaan syaithon nirrojiiim... Haduhhh naudzubillah. Memori itu seperti sesuatu yang tidak nyata, seiring berjalannya waktu, sesuatu yang kita sebut memori itu akan berubah karena adanya imajinasi, proses penceritaan ulang, reka ulang, ditambahin, dikurangin, dilebihin, didramatisir... dan mungkin yang kita sebut memori masa lalu tentang suatu kejadian spesifik, tidak lebih dari cerita yang kita karang sendiri, yang kita ingat versinya saat terakhir kali kita mengingatnya, bukan lagi persis seperti kejadian nyatanya.

Memori itu menipu.

Jadi jangan mau ditipu memorimu sendiri, Ras. Betapapun sakit yang kamu rasa sekarang saat teringat kembali masa-masa itu, dua tahun yang singkat tapi penuh ragam emosi itu, itu semua sudah berlalu dan tidak lebih dari kepingan-kepingan ingatan yang selalu berubah. Ada kalanya kamu bisa tenang saat teringat itu, ada kalanya penuh emosi, dan ngga penting lah, to be honest it's NO LONGER important NOW. Kamu lho hidup di hari ini. Bodo amat dulu kayak gimana, sudah berlalu ini. Kamu yang sekarang memang dibentuk dari kepingan-kepingan tempaan masa lalu, baik dan buruknya, indah dan jeleknya. Itu yang menyusun kamu jadi yang sekarang ini. Masa lalu bukan untuk disangkal, dianggap tidak ada demi menyempurnakan track record, toh manusia memang tidak ada yang sempurna. Tapi bahwa kamu perlu tetap tenang dan berada di garis nol saat ingatan-ingatan itu mendesak muncul ke permukaan ego...
hapusss...

You don't live in the past, nor you can change things that is already happened. Accept it, embrace it. Forgive yourself and move on. Minta ampun sama Allah dan teruskan hidupmu. Tidak perlu membenci keluarga sana, hanya karena mereka tidak merespon seperti yang kamu harapkan. Tidak ada drama minta maaf ampun-ampunan karena kamu merasa sudah ditelantarkan. Toh kamu baik-baik saja sekarang. Mungkin mereka di sana menanggung malu yang amat sangat sampai tidak bisa menunjukkan muka di depan keluargamu, bisa aja kan? Toh kamu ngga tahu isi hati manusia.

[Tapi sungguhan tadi aku lagi-lagi mo nangis, termehek-mehek waktu ingat masa-masa so physical which was actually legal at that time... rasanya kayak apa aja. Tinggal serumah dengan seorang pria, kencan dan berbuat seperti layaknya suami istri tapi sekarang ada rasa jijik kalau diingat-ingat lagi. Dan bukan mau ku untuk mengingat dan merasa jijik sendiri, tapi itu terjadi gitu aja. Memori itu muncul tanpa diundang, tapi butuh diusir kuat-kuat baru pergi. Argh.]

*sigh*
I wish...

Aku jadi pengen belanja supaya lupa. Browsing apa aja lah, chat sana sini sama seller. Menyibukkan diri dengan hal-hal lain yang sebenarnya kewajibanku masih lebih banyak untuk diselesaikan, daripada menyibukkan pikiran dengan target belanja selanjutnya ketika duit sebenarnya tidak untuk dialokasikan ke itu!!! Argh.... shopping is not a way out... It's just a crazy escapism. Atau hujan... semoga hujan menghapus jejaknyaaaaa!!! Ahahahahaaa.... -___-#

Ramadhan tinggal menghitung hari.... Bakalan baper tapi, harus sadar kalau target murojaah hafalan jauh lebih penting daripada menuruti baper. Sesuatu yang berawal di suatu malam di bulan Ramadhan, kemudian di kesempatan Ramadhan berikutnya menyisakan cerita yang agak sesak, dan sepi di Ramadhan berikutnya, tentu akan ada yang baru di Ramadhan yang selanjutnya. Itu, hanya mungkin jika kita masih punya umur untuk menemui Ramadhan. Jadi, bukan Ramadhannya, tapi kitanya yang masih diijinkan bertemu Ramadhan atau tidak. Ngga layak kesempatan bertemu Ramadhan yang begitu mahal ini dihabiskan hanya dengan baper dan baper.... Penghuni kubur saja mau kembali bertemu Ramadhan walau satu detik, karena besarnya berkahnya, besar rahmatnya, besar ampunannya, mahal harganya. Lha kamu, sibuk membandingkan Ramadhan satu dengan lainnya, ketika orang lain mungkin hanya punya satu Ramadhan sebagai sarana dia habis-habisan mohon ampun sama Yang Punya Semesta.

APAPUN yang hilang darimu sejak kehidupanmu saat itu, BISA Allah ganti dengan hal-hal lain yang jauh lebih baik, dengan berlipat ganda jumlahnya. Bukan hal sulit bagi Allah jika Dia berkehendak. Lalu apa yang membatasimu untuk memohon pada-Nya, Ras? Kamu lho ngga punya apa-apa kalau dipikir lagi. Semua milik Allah, dan yang jadi milik-Nya tentu akan kembali pada-Nya cepat atau lambat.

Sabar aja... sesabar Nabi Yusuf berpisah dari ayahnya sejak masih kecil, menjalani kehidupan yang keras dan malang hingga Allah memuliakannya dengan cara-Nya. Tabah aja, seperti Siti Hajar yang yakin kalau Allah tidak akan menyia-nyiakan dia dan anaknya yang masih bayi itu di padang tandus...

Kalau kita mati, semua bakal dikubur di tanah. Dikafani. Tinggal nama. Jadi, apa guna semua amarah itu sekarang kalau akhirnya itu cuman menambah masalah bagi kita sendiri di akhirat, ketika tidak ada lagi pertolongan....? T_T

Arghhh... Let It GO, Ras!!!

Comments

  1. ayooo semangat praktek ilmu maghnet rezeki, , , maafkan semua masalalu agar masadepan lbh ringan, ,, karena segala sesuatu terjadi oasti atas izin Allah, keep strong Larasu 😍😍😍

    ReplyDelete
  2. Oiya bener. Bismillaaah!!! Kecilkan seukuran amplop, trus lempar ke angkasa, kembalikan ke Allah semuanya supaya hidup lebih ringan. Bismillah!! Suwun mba Ekaaaa!!! I want to be strong like you, hihihiy... barakallah, Bunda Chantique!!!

    ReplyDelete
  3. just like english proverb whatever makes you happy keep it whatever makes you sad throw it away. its part of maturity processes,ujian setiap orang beda beda, ada yg dr h

    ReplyDelete
  4. ada yg dr harta, anak, keluarga. In your case pasangan.InsyaAllah km sudah melewati ujiannya dan aku doakan km bs lulus dgn hasil maksimal aamin :* semangat rass.. i envy you

    ReplyDelete
  5. Iiiiih mba Zaaaaa.... aku jg envy you tauuuuk... bisa tinggal di Dundee, wkwkwkwkkw.. dari duluuuuu aku niat niatin belajar bahasa asingggg... eh pas bisa ke luar negeri, alhamdulillah ke Mekkah dan sukses ga bisa ngomong arab di sana, wkwkwkwkwk... jazakillah mbaaa.. ah dirimu itu paling bisaaa menghibur! Seneng^^

    ReplyDelete

Post a Comment