Get a grip of yourself, get back to your sense, and continue your current life...
Iya, setelah kemarin teraduk emosi (halah) dan tiba-tiba teringat seorang di masa lalu... aku harus sadar bahwa yang aku rindukan adalah sosoknya di masa lalu. Dia yang sekarang mungkin sudah mengalami lebih banyak jatuh dan bangun berkali lebih banyak. Tersenyum pada yang lain, menahan sakit, atau apa lah yang aku tidak bisa membayangkan. Mungkin dia sekarang jadi orang yang lebih baik, atau lebih buruk. Atau sudah jauh lebih baik tapi bukan seperti dia yang aku bayangkan dahulu, maka aku harus.. berhenti.
Tersenyum-senyum sendiri, bahwa ini seru, tapi ngga bener. Lihat kenyataan, kondisimu kayak gimana, apa tantangan masa depanmu sendiri, tanggung jawab yang harus kamu pikul, dan ini bukan drama korea, Ras.. haduuuhhh... untuk saat ini, he's not even real for you. Kamu cuman tahu dia dari selembar tampilan profil di FB which can be easily fabricated or outdated.
Somehow, I made a promise after a prayer, that Allah who knows better of all, the very Owner of this Universe, that I will leave this matter to him. Hope that I can keep such promise ^^ being a liar means your faith needs to be questioned. Hahaaa..
Mungkin dia pernah ada dalam hidupmu, tapi saat ini dia tidak lebih dari sekeping kenangan yang mungkin masih terngiang karena sebuah sesal. Lalu kamu berandai-andai, dan membuka jalan setan di sana. Kalaupun saat itu, bertahun lalu itu, perasaan kalian bertemu dalam satu masa, lalu kamu mau apa, Ras? Belum tentu juga kalian berlanjut sampai hari ini. Bisa saja kan akhirnya saling pamit di satu simpang jalan untuk meneruskan jalan masing-masing yang tidak lagi seiring. Pun jika sekarang kamu menginginkan dia dalam hidupmu lagi, untuk sebuah kesenangan dan secuil senyum... think again about the reality. It won't be that simple and easy. It's no longer about you and him. It's you, your son, your entire family, his, and stuffs.
Mikirku kejauhan ya? Iya, bisa jadi. Tapi aku tidak dalam posisi untuk bisa berpikir pendek dan mengikuti naluri gitu aja. Ah, sampai di titik itu aku ingin berhenti dan duduk di satu sudut bangku taman yang sejuk di sore yang cerah menjelang malam.... berpikir, memandang jauh ke langit.. mungkin dengan sedikit salju... halahhhh... obsesi pengen liat salju, wkwkkwkk...
By the way, kenapa ya aku tiba-tiba wants an accompany....? Apa hidup segitu kesepiannya? Toh kamu ada anakmu yang lucu dan sering kamu abaikan karena orderan pulsa yang minta respon cepat itu. Hadeee...
Why is it suddenly feels so... lonely inside. Kata temanku, "Kamu itu http, Ras." haus tatih tayang pasangan. Aigooo... Mungkin ini ujian, mungkin godaan setan. Mungkin, penyakit lama yang masih harus berjuang. Padahal biasanya sok-sokan berani kemana-mana sendirian, Ngurus apa-apa sendiri. Belajar mandiri, self-reliant or such but then... Apa iya ya ini yang namanya kesepian? Atau hanya ngga bersyukur...? Aku kok sering merasa seperti duduk sendiri di pojokan ruangan yang agak redup. Ngga tahu kenapa.
Iya, setelah kemarin teraduk emosi (halah) dan tiba-tiba teringat seorang di masa lalu... aku harus sadar bahwa yang aku rindukan adalah sosoknya di masa lalu. Dia yang sekarang mungkin sudah mengalami lebih banyak jatuh dan bangun berkali lebih banyak. Tersenyum pada yang lain, menahan sakit, atau apa lah yang aku tidak bisa membayangkan. Mungkin dia sekarang jadi orang yang lebih baik, atau lebih buruk. Atau sudah jauh lebih baik tapi bukan seperti dia yang aku bayangkan dahulu, maka aku harus.. berhenti.
Tersenyum-senyum sendiri, bahwa ini seru, tapi ngga bener. Lihat kenyataan, kondisimu kayak gimana, apa tantangan masa depanmu sendiri, tanggung jawab yang harus kamu pikul, dan ini bukan drama korea, Ras.. haduuuhhh... untuk saat ini, he's not even real for you. Kamu cuman tahu dia dari selembar tampilan profil di FB which can be easily fabricated or outdated.
Somehow, I made a promise after a prayer, that Allah who knows better of all, the very Owner of this Universe, that I will leave this matter to him. Hope that I can keep such promise ^^ being a liar means your faith needs to be questioned. Hahaaa..
Mungkin dia pernah ada dalam hidupmu, tapi saat ini dia tidak lebih dari sekeping kenangan yang mungkin masih terngiang karena sebuah sesal. Lalu kamu berandai-andai, dan membuka jalan setan di sana. Kalaupun saat itu, bertahun lalu itu, perasaan kalian bertemu dalam satu masa, lalu kamu mau apa, Ras? Belum tentu juga kalian berlanjut sampai hari ini. Bisa saja kan akhirnya saling pamit di satu simpang jalan untuk meneruskan jalan masing-masing yang tidak lagi seiring. Pun jika sekarang kamu menginginkan dia dalam hidupmu lagi, untuk sebuah kesenangan dan secuil senyum... think again about the reality. It won't be that simple and easy. It's no longer about you and him. It's you, your son, your entire family, his, and stuffs.
Mikirku kejauhan ya? Iya, bisa jadi. Tapi aku tidak dalam posisi untuk bisa berpikir pendek dan mengikuti naluri gitu aja. Ah, sampai di titik itu aku ingin berhenti dan duduk di satu sudut bangku taman yang sejuk di sore yang cerah menjelang malam.... berpikir, memandang jauh ke langit.. mungkin dengan sedikit salju... halahhhh... obsesi pengen liat salju, wkwkkwkk...
By the way, kenapa ya aku tiba-tiba wants an accompany....? Apa hidup segitu kesepiannya? Toh kamu ada anakmu yang lucu dan sering kamu abaikan karena orderan pulsa yang minta respon cepat itu. Hadeee...
Why is it suddenly feels so... lonely inside. Kata temanku, "Kamu itu http, Ras." haus tatih tayang pasangan. Aigooo... Mungkin ini ujian, mungkin godaan setan. Mungkin, penyakit lama yang masih harus berjuang. Padahal biasanya sok-sokan berani kemana-mana sendirian, Ngurus apa-apa sendiri. Belajar mandiri, self-reliant or such but then... Apa iya ya ini yang namanya kesepian? Atau hanya ngga bersyukur...? Aku kok sering merasa seperti duduk sendiri di pojokan ruangan yang agak redup. Ngga tahu kenapa.
Kadang itu, seperti aku punya dua sisi diri di dalam kepalaku. Yang satu seringkali hanya diam, pake jubah putih salju bertudung yang tak terlihat wajahnya, hanya punggungnya. Dia duduk di pojokan, tapi bahasa tubuhnya seringkali kesal dengan aku yang datang kemudian, hanya memandangi dari jauh tanpa bisa meraihnya. Kadang si jubah putih itu seperti memeluk semua sedihku dan berbisik kalau dia yang akan menanggungnya. Kadang dia kesal dengan sikapku, marahku, kesalku, kecewaku. Dan aku hanya berbicara sendiri, dalam berbagai bahasa yang kadang kucampur aduk sendiri. Ah, siapa sih yang ngga pengen didenger? Ketika kamu ngga nemuin orang lain yang bener-bener mau dengerin kamu seperti kamu ingin didenger, ke siapa lagi kalau ngga diri sendiri? Bikin dialog sama diri sendiri, heboh-heboh sendiri, dan ketika pembicaraan itu tidak menghasilkan, kamu lari ke doa pada Pemilik Semesta. Kamu mungkin tidak langsung denger jawabannya, tapi hatimu kan bisa merasa...
Kembali ke soal dia yang datang dari masa lalu... akhiri saja pikiran itu dan biarkan dia tinggal dalam kenangan masa lalu, di satu sudut hatimu. Simpan di bagian arsip dan cukup kamu tahu bahwa dia ada di daftar katalog tanpa perlu dibuka kembali kenangannya. Biar dia tetap jadi anak baik di sana, bukan dalam kehidupanmu yang sekarang. Jalan kalian masih berbeda, semakin terpaut jarak dan tak perlu dipaksa untuk hadir kembali di masa kini jika memang belum saatnya.
Let him remains as good memory...
and the rain falls tonight. Hope it wipes away the thought... of him... the lost feeling... hahaha.
Comments
Post a Comment