Happy Eid!

It's Syawal already... Happy Eid Fitri, for every moslem in the world =)


It was last week though, and things are going back to normal now. Back to work, back to school... well, some students still have holidays until next week, but I'm back to old schedule since this Monday.

Jadi, bagaimana Lebaranmu, Ras?

=) Ah, senyum dulu ah.... Bahwa masih dikasih kesempatan sama Allah untuk menikmati satu lagi Idul Fitri setelah sebulan Ramadhan yang....keren. Satu pertanyaan dalam hati,
Bagaimana menghadapi Lebaran kali ini, jika ditanya tentang si dia yang hanya Allah yang tahu ada dimana?

Tapi Allah Mahabaik atas segalanya. Pertanyaan itu hanya muncul dari beberapa orang, dari sekian tempat yang aku dan keluargaku kunjungi saat lebaran lalu. Itupun, yahhh.. hanya kujawab singkat, "Oh dia sedang pergi, ada urusan..." atau kira-kira seperti itu lah. Agak perih dalam hati, tapi masih lebih perih bekas luka di kaki kanan kena knalpot. Pastinya nggak sengaja. Tapi sakiiiit... perih, sampai berhari-hari, berminggu-minggu. Alhamdulillah 'alaa kulli haal.

Sampai di pagi hari sholat Ied, aku masih harap-harap cemas dalam hati. Ini mo ngomong apa kalau ditanya orang. Apa jawab apa adanya, kalau sekarang statusku sudah ganti? Atau boong, atau apa lah. Mo tanya ke ibu juga ngga berani. Mungkin beliau juga memikirkan hal yang sama, dengan doa yang lebih kencang ke Allah supaya Allah saja yang memberi jalan keluar.

Dan... ini aku, di pertengahan Syawal yang nuansa silaturrahim dimana-mana masih begitu kental. Sekental kuah opor ayam dan manisah yang berlimpah di pekan pertama Idul Fitri, hehehe. Masih berusaha menata hati, tapi melarikan diri dengan drama korea. Kok yaaa ketemu drakor tentang selingkuhan -___-# Ini apa tho ya.

Okelah, ganti topik saja. Bertanya lagi ke diri sendiri, apa iya laki-laki dan perempuan bisa berteman biasa tanpa ada rasa dari salah satu atau keduanya? Friendzone, brotherzone, or just some comfortably safe zone?

Ketika dua orang single beda jenis kelamin itu berteman saja, sudah banyak potensi bias, apalagi kalau satu diantara keduanya, atau dua-duanya, sudah menikah? Pria yang sudah menikah, berteman dengan wanita yang juga sudah menikah... Pertemanan macam apa coba??

Ini nih, "On the Way to the Airport". Wali murid dari dua anak yang jadi teman sekamar di sekolah internasional di Malaysia.. Si ayah yang perhatian dengan anaknya, dan si ibu yang ditugasi suaminya untuk mengurus sekolah anaknya di luar negeri walau sebenarnya anak itu ngga mau. Trus ternyata anaknya kerasan di sekolahnya sana karena teman sekamarnya ini perhatian banget sama dia. Mereka jadi sahabat karib. Hingga suatu hari, takdir berkata teman sekamar yang baik hati ini harus meninggal dunia lewat kecelakaan, yang sebelum kecelakaan itu terjadi, dia sempat nyenggol si Ibu yang kerja sebagai pramugari. Trus jadi ribet..... karena si ayah yang ngurus pemakaman anak kesayangannya, ketemu sama si ibu tadi, dalam berbagai kesempatan.

Hingga akhirnya, terjadilah yang semestinya terjadi ketika dua orang melewati garis batas.... wkwkwkwk...

Selanjutnya bagaimana? Apa iya cerai dari pasangan masing-masing demi bisa bersama? Aku belum sampai tamat lihatnya. Lanjut kapan-kapan lah...^^

Comments