Humming at Midnite

Ada satu postingan WA yang tumben-tumbennya aku baca sampai habis hari ini... Mengutip sedikit, tulisan dari Adjie Santosoputro.

Saran si penulis untuk kita yang ingin sehat, waras dan bahagia, milikilah 4 pola pikir yang telah ia latih berikut ini:

1. Siapapun orang yang dihadirkan dalam hidupmu, dia adalah orang yang tepat buat hadir dalam hidupmu. Kehadiran siapapun itu dalam hidupu bukanlah kebetulan. Siapapun itu yang kamu temui, berkenalan, berteman, pacaran, menikah denganmu... termasuk juga yang berpisah dan bercerai denganmu... orang-orang itu selalu punya tugas untuk memberimu pesan dan pelajaran soal kehidupan.

2. Apapun yang kamu alami sekarang adalah satu-satunya pilihan yang bisa kamu alami. Apapun yang terjadi adalah satu-satunya yang bisa terjadi. Enggak ada kemungkinan yang lain. Sama sekali enggak ada. Bahkan terkait pengalaman-pengalamanmu yang sepele pun engga ada kemungkinan yang lain. Meskipun beberapa waktu lalu kamu memilih jalan yang berbeda, yang kamu alami sekarang ya tetap sama seperti yang kamu alami sekarang. Apapun yang kamu alami saat ini, adalah satu-satunya kemungkinan yang bisa terjadi dan kamu alami. Dan itu harus kamu alami karena kamu butuh menerima pelajaran yang tersimpan buat melanjutkan langkah perjalanan kehidupan. Apapun yang terjadi dalam hidup ini sudah indah apa adanya, termasuk kejadian yang enggak sesuai dengan keinginanmu sekalipun.

3. Apapun yang terjadi, selalu terjadi pada waktu yang tepat. Semuanya terjadi pada waktu yang tepat. Tidak akan pernah terlalu cepat, atau pun terlambat. Ketika sesuatu terjadi, berarti kamu sudah dianggap layak buat mengalaminya, sepahit apapun itu.

4. Apapun yang sudah berakhir, selalu berakhir pada waktu yang tepat. Apapun yang sudah berakhir, ya sudah berakhir. Ketika sesuatu berakhir, ini membantumu buat melangkah ke tahapan kehidupan selanjutnya. Karenanya, berterimakasihlah kepada setiap akhir yang tidak kamu inginkan. Dan yang sudah berakhir itu butuh diikhlaskan agar bisa move on.

Poin nomer satu... Bahwa siapapun yang kita temui dalam hidup kita, be it someone random at the street, or anyone that stays in our life for a certain period of time, like, we married to him then get separated or divorced, it was meant to teach us something good in life. We were meant to meet. Kalau yang aku pahami sih demikian. Jadi, ngga perlu baper banyak-banyak, atau lama-lama, kenapa gitu, kenapa gini. Kenapa harus dia, kenapa ngga yang lain aja, atau nyesek lah, jijik ama diri sendiri lah, or this or that. You were meant to meet him anyway. Same thing with good people you met in your life, Ras. Yah, sebut saja si dia, Mr. Kay, teman sekolah jaman putih abu-abu yang membuatmu merasa seperti lagunya Blackstreet yang  it came over me in a rush, when I realize that I love you so much...  tapi entah bagaimana, kamu merasa sedikit 'terlambat'. Coba tengok poin nomer tiga lah, Ras. Apapun yang terjadi, terjadi pada waktu yang tepat. Bukannya kamu terlambat sadar, tapi mungkin butuh waktu sekian lama untukmu sadar bahwa kehadirannya dulu itu masihhhh membekas sampai hari ini. Anggap aja seperti bibit tanaman yang butuh waktu berbulan-bulan, atau bertahun-tahun untuk tumbuh jadi pohon yang besar berbuah lebat berdaun rindang. Pun juga kota Roma tidak dibangun dalam waktu sehari. It takes time to grow. And even if he seems to have lost interest in you, it doesn't matter lah. Setidaknya pertemuanmu dengannya dulu sudah mengajarkan kamu untuk lebih teliti, lebih peka, lebih, ngerti, namanya orang yang sayang ke orang lain itu yang macem gimana. Yaaa walau akhirnya kamu menikah dengan orang lain dan berpisah karena alasan yang susah dijelaskan dengan kata-kata, dan ngga perlu juga karena sudah terjadi, it opened your eyes lah, somehow. Don't you dare to deny :P

Soal poin nomer dua, bahwa pilihan yang kamu alami adalah satu-satunya yang bisa kamu alami. Ada benernya. Hmmm... Ketika akhirnya kamu memutuskan untuk menikah dulu, ya karena kamu ngga tahu mau nolak dengan alasan apa, toh waktu itu yang tampak adalah agamanya baik, dia terlihat seperti pria baik yang serius membina hubungan. Ketika akhirnya seiring berjalannya waktu dia berubah dan kamu merasa "tertipu" atau sangat bodoh dan mengutuk dirimu sendiri..... ya kenapa juga demikian? Ketika akhirnya memutuskan bercerai, itu satu-satunya pilihan yang bisa kamu alami, Ras. Toh kamu juga tidak akan memilih HTS demi mencegah omongan orang. Lha mulut-mulut mereka, mo dicegah kayak gimana juga yang terjadi maka terjadilah. Better this way lah. Yakin itu. Dan kalau kamu heran kenapa prosesmu begitu panjang, melelahkan, dan tidak seperti orang lain yang beberapa kali sidang saja sudah diputuskan, lihat poin nomer tiga. Mungkin memang kesiapanmu itu butuh waktu.

Dan pada akhirnya, poin nomer empat.... It's good to end this way =) Yakin, percaya, Allah tidak menyia-nyiakan hamba-Nya. Yakinlah bahwa kehidupan pernikahanmu yang berakhir lebih cepat dari pendudukan militer Jepang di Indonesia itu bagian tak terpisahkan dari keseluruhan hidupmu yang memang harus terjadi untuk alasan yang indah. Yang baik, yang mengajarkanmu tentang kehidupan dari sisi yang mungkin tidak akan pernah bisa kamu bayangkan. Yakinlah kamu akan jadi lebih dewasa, lebih kece, lebih superrr dan lebih oh-so-wow meghadapi tantangan kehidupanmu di masa mendatang. It's your life, your path, your own responsibility. Allah yang memberimu hidup, Allah juga yang akan menguatkanmu untuk menjalaninya. Tinggal sekarang, kamu percaya apa enggak.

Hummmm.... sedikit oot nih, terkait Mr. Kay dan your so-called late recognition of your own feelings, wkwkwkkw... bukan tidak mungkin kan kalian nantinya bertemu lagi di satu persimpangan jalan kehidupan. Terlepas dari akhirnya memutuskan untuk berjalan bersama, atau hanya menyapa dan kembali menjalani jalan setapak masing-masing. Yang penting kamu sadar bahwa kamu hidup itu bisa bahagia, dan harus! Ngga ada alasan untuk menangisi hidup atau mengasihani diri sendiri, hanya karena kemalangan sesaat.

You have so much in life.
Count what you have now, don't count what you don't have
Find that you have so much...
(Shiawase no Monosashi by Takeuchi Mariya, OST Around 40)

Comments